Usaha membuahkan
hasil setelah seseorang tidak akan menyerah. Ungkapan Napoleon Hill ini cocok
untuk menggambarkan keadaan pagi ini. Puluhan orang menjajakan dan
memperkenalkan produk unggulan dari berbagai daerah di provinsi daerah Istimewa
Yogyakarta dalam Ekspo UKM Istimewa yang digelar di halaman Dinas Koperasi UKM DIY . Bertema Enterprenuer Itu Keren ! Para pengrajin menampilkan produk-
produk keren mereka. Sesuai dengan program Industri 4.0, Ekspo ini lebih
menonjolkan food and beverage dan textile and appear. Dari cemilan ringan,
makanan berat, batik, kerajinan hingga beragaman minuman segar menyehatkan
tersaji lengkap.
Banyak cerita menarik
melatarbelakangi motivasi setiap wirausahawan yang hadir di Ekspo UKM Istimewa.
Semangat mengangkat prodak dan menciptakan peluang pasar menjadi cerita yang dibincangkan
kepada para komsumen. Sekmen produk dan ceritanya pun bermacam-macam. Untuk
segmen pasar pencinta kopi mereka saling berbagi cerita tentang roasting kopi, asal muasal kopi hingga
rasa khas kopi. penggemar batik, remaja melenial, ibu-ibu rumah tangga mereka yang punya rasa dan selera
masing-masing memilih perbincangan asyik di stand masing-masing penjual. Saya pun tidak ketinggalan untuk ikut masuk
pada perbincangan beberapa stand yang ada.
Banyak berbagai
kisah yang mengispirasi dari usaha pada wirausahawan dan wirausahawati untuk
memperkenalkan keunggulan produk mereka. Salah satu yang menarik perhatian saya
adalah seorang ibu yang menjajakan Kripik Pisang Coklat. Tadinya saya mengira
prodak ini hanya prodak olahan biasa, namun dibalik itu ada cerita yang menarik
untuk di dengar. Lewat tampilan prodak kripiknya, ketua KWT bernama Suhartini
ini menjelaskan bahwa prodaknya beda dengan yang lain. Sembari mencicipi kripik
Pisang Coklat di toples tester, dia bercerita bahwa olahan kripik ini di campur
dengan berbagai bahan tambahan seperti susu dan gula halus. Bahan utamanya pun,
yakni kakao diambil dari hasil pertanian dusun tempatnya tinggal.
Melirik tampilan
kemasan produknya pun juga sangat menarik mata. Pengemasannya menggunakan standing pouch warna emas dengan label “Pisang
Coklat Oleh-Oleh Khas Gunung Kidul” membuat setiap konsumen tertarik untuk
membelinya. Tidak hanya pisang yang dikombinasikan dengan coklat hasil olahan
kakao, ada juga beberapa prodak olahan kakao lainnya, misalkan Dodol Coklat dan
minuman coklat Conklang. Selain itu ada Jahe Instant yang juga merupakan hasil
bumi dari wilayah tinggalnya.
Sumber : Data pribadi
Foto Suharti semabari membawa produk unggulan KWTnya
Sumber : Data pribadi
Foto Suharti semabari membawa produk unggulan KWTnya
Seperti yang
tertera dalam label produk, keselurahan makanan dan minuman instant tersebut
berasal dari Kabupaten Gunung Kidul. Wilayah spesifik produksinya berasal dari
Dusun Karang Desa Ngalang Kecamatan Gedangsari Kabupaten Gunung Kidul. Siapa
sangka semua produk ini diproduksi oleh KWT Melati Indah. Suhartini ,
menjelaskan kegiatan seperti ini baru dimualai tahun 2013 lewat binaan Dinas
Pertanian dan Perkebunan DIY, Sedangkan produksinya baru dimulai pada tahun
2017 lalu. “ Awalnya sebelum 2013, KWTnya
cuma menanam sayuran, baru setelah regenerasi itu fokus dipembuatan coklat”.
Jelas Suhatri sembari tersenyum ceria.
Perempuan Bisa Perdikasikan Ekonomi Desa
“Ini ndak hanya dodol, minuman dan pisang
coklat saja, Mbak! produknya banyak ada kuenya juga. Bahannya juga dari kakao.
Kalau kuenya belum bisa tahan lama jadi yang saya bawa yang tahan lama” Suhartini
menjelaskan tentang aneka prodak KWTnya. Anggota kelompok KWT berjumlah 20
orang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga. Kelompok ini bekerjasama dengan petani
kakao yang berjumlah 50 orang dengan luasan kebun total 12 hektar. Sangat
menarik, ditengah isu pemeberdayaan yang mengangkat peranan gender didalamnya,
perempuan-perempuan anggota KWT ini justru secara mandiri dan sadar memperkuat
ekonomi desa mereka.
Sumber: Data pribadi
Sumber: Data pribadi
Foto Produk Olahan Kakao KWT Melati Indah
Dari tahun 2013,
pembekalan dan pendampingan dari Dinas Pertanian dan perkebunan seiring
membuahkan hasil. Saat ini Kelompok KWT mampu menampung segala hasil kebun
potensial di desanya. Bahkan sistem pengolahan dari barang mentah ke produk
siap pasar semua dilakukan ibu-ibu KWT Melati Indah. Untuk produksi olahan
kakao, mereka menampung biji kakao basah dari petani, memfermentasi dan
melakukan pengolahan menjadi produk siap konsumsi.
Secara sistematis
mereka juga mengontrol jadwal pemangkasan pada pohon kakao. Setiap hari Jum’at
petani kakao memangkas ranting pohon kakaonya, hari Sabtu para petani menjual
biji basah ke KWT untuk di fermentasi dan hari Minggu adalah hari pemasaran
produk. Bagi mereka yang utama adalah memberdayakan masyarakat dan menaikan
ekonomi dusun, sehingga pemenuhan bahan baku diambil seluruhnya dari wilayah
Dusun Karang. Mereka akan mengambil bahan baku dari luar jika bahan baku dari
dalam dusun tidak mencukupi.“Kalau ngambil
bahan baku di dalam dusun itukan membantu petani, Mbak! Jadi mereka ndak jual
kemana-mana. Harganya juga sudah pasti. Kita itu kalau beli kakao mesti
menawarkan kok Mbak! ini mau diambil uang atau ndak? kalau misal ndak bisasnya
itu masuk tabungan dan bisa dikembangkan untuk simpan pinjam anggota”
jelasnya, menceritakan sistematika kerja kelompok KWTnya.
Implementsi Industri 4.0 pada Kegiatan KWT
Melati Indah
Dari isu gender
mengubah ekonomi desa, dari ranah domestik rumah tangga mereka berubah menjadi
laskar pembawa kesejahteraan desa. Ekonomi hulu ke hilir, dari petani hingga ke
konsumen keseluruhan digagas oleh 20 pasang tangan ibu-ibu rumah tangga yang
kreatif. Kegiatan ini sama seperti harapan implementasi program Industri 4.0.
Sumber : Data Kemenperin
Bagan Strategi untuk Makanan dan Minuman
Dalam empat elemen produk food and baverage yang diusung, KWT Melati Indah telah mewakili keseluruhan elemen. Highly Produktive agricultural and predictable yield diwujudkan dengan mensinergikan pola pemangkasan dan pemanenan. Strong SME support along the value chain diwujudkan dengan standart fermentasi dan pengolahan kakao dalam prodak olahan siap makan. Leading packaged food producer diwujudkan dengan pengemasan prodak yang sangat menarik dengan kemasan standing pouch dan label. Regional Food and beverage export hub diwujudkan dengan aktif mengikuti pameran dan ekpo produk sebagai usaha dari pemanfaatan akses domestik.
Bagan Strategi untuk Makanan dan Minuman
Dalam empat elemen produk food and baverage yang diusung, KWT Melati Indah telah mewakili keseluruhan elemen. Highly Produktive agricultural and predictable yield diwujudkan dengan mensinergikan pola pemangkasan dan pemanenan. Strong SME support along the value chain diwujudkan dengan standart fermentasi dan pengolahan kakao dalam prodak olahan siap makan. Leading packaged food producer diwujudkan dengan pengemasan prodak yang sangat menarik dengan kemasan standing pouch dan label. Regional Food and beverage export hub diwujudkan dengan aktif mengikuti pameran dan ekpo produk sebagai usaha dari pemanfaatan akses domestik.
Titik prestasi mereka tidak sampai disisni. Mereka
masih ingin terus maju, lewat pendampingan berbagai pihak diyakini menjadikan sumberdaya
manusia mereka lebih berkualitas. “ Sampai
sekarang kami masih didampingi, Mbak! kalau dulu pelatihan sekarang pameran
seperti Ekspo Istimewa ini. Sementara ini produknya sudah menyebar di toko-toko
oleh-oleh se-Gunung Kidul, insyaallah setelah ekspo ini kami mau nitip di pusat
oleh-oleh yang ada di Kota Jogja” pungkasnya sebagai penutup perbinjangan
saya dengannya.
Usaha yang
menarik dan menginspirasi ini membuat saya sangat apresiatif pada event ekspo yang digelar dari tanggal 14-16 Februari 2019 itu. Semangat menginspirasi berjumpa dengan perwkilan KWT Melati
Indah menguatkan bahwa perempuan bisa menjadi agen of change bagi ranah domestik di sekitarnya. Nyala api
semangat dari perempuan-perempuan kreatif
Dusun Karang Desa Ngalan Kecamatan Gedangsari Kabupaten Gunung Kidul.
0 comments:
Posting Komentar